I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kanker adalah penyakit yang
saat ini ramai dibicarakan oleh masyarakat di dunia karena merupakan salah satu
penyebab kematian yang cukup tinggi. Sampai saat ini, kanker merupakan penyakit
yang sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyerang siapa saja dan yang
paling mengkhawatirkan adalah sifatnya yang mematikan. Zaman yang semakin maju
dengan makanan yang beragam dan tidak alami pun terbukti sangat memicu
munculnya berbagai macam penyakit kanker. Hal ini mengingatkan kepada
masyarakat khususnya masyarakat Indonesia agar berhati-hati dalam mengonsumsi
makanan. Dalam hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kanker menjadi
penyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat karena selain mengancam nyawa,
pengobatannya pun sangat rumit dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Cara pengobatan kanker yang biasa
dilakukan oleh masyarakat pada umumnya adalah pembedahan, radioterapi, dan
kemoterapi. Tujuan dari cara pengobatan tersebut adalah membunuh sel-sel
kanker. Akan tetapi, perlu kita ketahui bahwa tidak sedikit dari cara-cara
tersebut yang justru menimbulkan efek samping. Efek samping yang ditimbulkan
tersebut akan menjadi beban baru bagi para penderita kanker. Oleh sebab itu,
masyarakat mulai beralih pada pengobatan yang tidak menimbulkan efek samping
atau mungkin ada efek samping tetapi dengan efek yang ringan. Hal ini
menyebabkan pengobatan kanker dalam masyarakat saat ini mulai bergeser kepada
pengobatan alternatif terutama pengobatan tradisional atau alami.
Salah satu pengobatan tradisional
adalah dengan menggunakan tanaman obat alami, antara lain jenis lumut hati,
yaitu Marchantia. Lumut ini disebut sebagai tumbuhan bertalus karena belum
memiliki batang, daun, dan akar sejati. Menurut Triastono (1992:22), Marchantia
merupakan salah satu marga lumut yang habitatnya adalah tempat-tempat yang
lembab, dingin, dan teduh. Lumut ini sering kita temukan di tebing-tebing
sungai, dinding sumur, rawa, dan bebatuan yang basah. Sering kita jumpai jenis
lumut ini, tetapi keterbatasan ilmu pengetahuan dan kurang minatnya kita pada
penelitian, seolah lumut ini hanya lah tanaman yang sama sekali tidak berguna.
Lumut jenis Marchantia memang jarang diberdayakan, padahal lumut liar ini
ternyata berpotensi sebagai bahan obat alternatif antikanker.
Berbagai penelitian terhadap
beberapa tanaman dari tingkat taksonomi yang sama menyebutkan bahwa terdapat
kandungan zat sitotoksik (antikanker) dalam lumut Marchantia. Dalam makalah
ini, penulis akan menjabarkan pemanfaatan Marchantia beserta kandungan yang
terdapat dalam lumut tersebut sehingga dapat dibuktikan bahwa tumbuhan lumut
yang awalnya dianggaap tidak berguna tersebut menjadi barang yang sangat
berarti dalam dunia kesehatan.
1.2 Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah deskripsi morfologi dan anatomi lumut Marchantia, zat yang
terkandung dalam Marchantia, deskripsi penyakit kanker, dan Marchantia sebagai
obat antikanker.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui kandungan lumut Marchantia, penyebab penyakit kanker, dan pengolahan
lumut Marchantia menjadi obat antikanker. Penulisan ilmiah ini akan menjelaskan
seberapa besar peranan Marchantia dalam dunia kesehatan sehingga menghilangkan
anggapan remeh manusia terhadap tanaman lumut tersebut.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah sebagai kajian yang bersifat ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan tentang kandungan lumut Marchantia yang memilki potensi
sebagai antikanker, menjadi pertimbangan dalam upaya mencari alternatif
pengobatan kanker yang relatif aman, murah dan dapat dipertanggungjawabkan, dan
meningkatkan nilai sosial ekonomi tanaman lumut Marchantia berdasarkan
informasi manfaat yang dimilikinya.
1.5 Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terfokus pada
masalah, maka akan dibatasi ruang lingkup masalahnya, yaitu makalah ini hanya
membahas kanndungan lumut Marchantia yang berpotensi sebagai antikanker secara
umum, belum ada spesifikasi kanker apa yang paling cocok untuk untuk dicegah
dengan kandungan Marchantia.
II.PEMBAHASAN
2.1 Morfologi dan Anatomi Marchantia
2.1.1 Struktur Luar
Marchantia memiliki karakteristik
yang khas dibandingkan dengan tanaman lumut yang lain, antara lain adalah
tubuhnya tersusun dari talus dorsi-ventral yang berwarna hijau gelap, pipih, dan
membentuk cabang dikotom. Drs. Istamar Syamsuri (2004:238) mengatakan lumut
berbentuk lembaran daun ini tumbuh menempel di atas permukaan tanah, pohon,
atau tebing yang lembab atau basah. Percabangan talusnya disebut lobus dari
talus. Begitu pula jika diamati secara seksama, maka akan terlihat bagian
tengah talus Marchantia menebal dan memiliki rusuk. Selain itu, pada ujung
talus terdapat takik yang merupakan titik tumbuh. Contoh spesiesnya antara
lain: Marchantia polymorpha, Marchantia palmata, dan Marchantia nepalensis.
Triastono (1992:23) menyatakan ciri-ciri Marchantia sebagai berikut:
”Permukaan dorsal talus tersusun atas ruang-ruang udara atau aerolae yang berbentuk trapesium. Setiap aerolae memiliki sebuah pori (lubang udara) di permukaan atas yang terlihat seperti titik kecil. Fungsi dari pori udara adalah sebagai jalan/lubang aerasi talus dengan penguapan seminimal mungkin. Selain itu, pada permukaan dorsal tepatnya di bagian rusuk sering ditemukan kupula atau mangkuk tempat tumbuh gemmae (tunas). Jika talus telah dewasa, pada bidang dorsal tumbuh gametangiofor (struktur pembawa alat kelamin) yang berbentuk seperti payung”.
”Permukaan dorsal talus tersusun atas ruang-ruang udara atau aerolae yang berbentuk trapesium. Setiap aerolae memiliki sebuah pori (lubang udara) di permukaan atas yang terlihat seperti titik kecil. Fungsi dari pori udara adalah sebagai jalan/lubang aerasi talus dengan penguapan seminimal mungkin. Selain itu, pada permukaan dorsal tepatnya di bagian rusuk sering ditemukan kupula atau mangkuk tempat tumbuh gemmae (tunas). Jika talus telah dewasa, pada bidang dorsal tumbuh gametangiofor (struktur pembawa alat kelamin) yang berbentuk seperti payung”.
Jika diamati pada bidang ventral
(bawah), banyak sekali rhizoid yang tidak berwarna atau terlihat bening. Fungsi
rhizoid lumut Marchantia pada dasarnya sama dengan fungsi akar pada tumbuhan
tingkat tinggi, yaitu untuk menempel atau melekat pada substrat dan menyerap
air serta larutan garam. Selain rhizoid, jika diamati secara mikroskopis, maka
akan terlihat jelas bahwa pada bidang ventral juga terdapat sisik yang
fungsinya menjaga kelembaban lingkungan di sekitar talus dengan cara menyerap
air.
2.1.2 Struktur Internal
Struktur internal talus Marchantia
dapat dibedakan menjadi tiga daerah, yaitu daerah epidermis, daerah fotosintesis,
dan daerah penyimpanan makanan. Daerah epidermis dari talus Marchantia tersusun
dari epidermis atas (dorsal) dan epidermis bawah (ventral). Fungsi epidermis
atas sama seperti fungsi epidermis yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi,
yaitu untuk melindungi jaringan yang berada di bawahnya dan mengatur penguapan
air. Selain itu, pada epidermis atas terdapat pori udara yang berfungsi sebagai
pertukaran gas antara ruang udara dengan lingkungan luar untuk melakukan
fotosintesis dan respirasi. Jadi, jika dilihat dari segi fungsi, pori tersebut
dapat dianalogikan dengan stomata pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada
daerah epidermis bawah muncul rhizoid dan sisik.
Seperti yang dijelaskan oleh Triastono bahwa permukaan dorsal tersusun dari aerolae yang terletak di bawah epidermis atas. Setiap ruang udara pada daerah fotosintesis berhubungan dengan lingkungan luar melalui pori. Pada dasar aerolae terdapat filamen-filamen bercabang yang sel-selnya mengandung kloroplas yang ditandai dengan warnanya yang hijau. Filamen ini disebut filamen fotosintesis. Jadi, dapat kita katakan bahwa sel-sel dasar ruang udara, sel-sel pemisah ruang udara, dan sel-sel epidermis atas juga mengandung kloroplas. Oleh sebab itu, lumut ini dapat menghasilkan makanannya sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.
Seperti yang dijelaskan oleh Triastono bahwa permukaan dorsal tersusun dari aerolae yang terletak di bawah epidermis atas. Setiap ruang udara pada daerah fotosintesis berhubungan dengan lingkungan luar melalui pori. Pada dasar aerolae terdapat filamen-filamen bercabang yang sel-selnya mengandung kloroplas yang ditandai dengan warnanya yang hijau. Filamen ini disebut filamen fotosintesis. Jadi, dapat kita katakan bahwa sel-sel dasar ruang udara, sel-sel pemisah ruang udara, dan sel-sel epidermis atas juga mengandung kloroplas. Oleh sebab itu, lumut ini dapat menghasilkan makanannya sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.
Daerah penyimpanan makanan pada
Marchantia terletak di bawah daerah fotosintesis. Tidak ada kloroplas pada
daerah ini, tetapi sebagian besar mengandung tepung dan butir-butir protein.
Oleh karena itu, sesuai dengan kandungan di dalamnya, daerah ini disebut daerah
penyimpanan cadangan makanan. Sesuai dengan namanya, daerah ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan makanan. Triastono (1992:27) juga mengatakan bahwa
pada daerah penyimpanan makanan juga ada sel-sel yang mengandung minyak (sel
minyak) dan sel mucilage (lendir). Sel ini juga menjaga talus Marchantia agar
selalu dalam keadaan lembab.
2.2 Kandungan Lumut Marchantia
Saat ini, para peneliti banyak yang
meneliti untuk menemukan bahan alami yang dapat dijadikan sebagai bahan obat
antikanker . Bahan alami tersebut misalnya senyawa-senyawa dari tumbuhan baik
darat maupun tumbuhan laut yang bersifat aktif terhadap sel kanker. Contohnya
adalah lumut Marchantia, lumut yang masih belum diberdayakan oleh masyarakat
terutama di Indonesia ini ternyata memiliki kandungan yang sangat berguna bagi
dunia kesehatan. Dalam suatu penelitian yang dilakukan di Jepang terhadap lumut
hati dari spesies Marchantia polymorpha, ternyata diperoleh hasil bahwa lumut
tersebut mengandung senyawa bioaktif yang menunjukkan aktivitas sitotoksik
(antikanker).
Jika ditinjau dari segi ilmu
kemotaksonomi bahwa tanaman yang memiliki kekerabatan cukup dekat, kemungkinan
besar memiliki kandungan senyawa yang hampir sama, misalnya Marchantia
polymorpha, Marchantia planiloba, dan Marchantia nitida. Dilihat dari
penelitian tersebut, maka para peneliti di Indonesia mulai melakukan penelitian
terhadap spesies lain dari famili Marchantiaceae yaitu Marchantia nitida.
Diharapkan dalam Marchantia nitida juga terdapat senyawa yang memiliki
aktivitas sitotoksik seperti pada Marchantia polymorpha sehingga dapat
dipastikan bahwa kandungan yang terdapat dalam Marchantia tersebut benar-benar
bisa digunakan sebagai obat alternatif antikanker.
Untuk mengetahui senyawa aktif dalam
Marchantia, maka harus dilakukan skrining fitokimia, yaitu proses yang
dilakukan untuk mengetahui zat atau kandungan apa saja yang terkandung di dalam
tanaman tertentu. Dari proses skrining fitokimia tersebut, Marchantia
mengandung ekstrak metanol dengan senyawa aktifnya, yaitu flavonoid. Sering
kita dengar bahwa flavonoid merupakan senyawa aktif yang sangat potensial
sebagai obat antikanker. Senyawa ini masih diteliti lebih lanjut oleh para
peneliti Indonesia pada berbagai tanaman.
Flavonoid merupakan zat antioksidan dari polifenol yang banyak terkandung dalam buah, sayuran, dan teh. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa flavonoid yang merupakan zat antioksidan juga dapat melindungi sel dari penuaan, menangkal radikal bebas, mencegah penyakit hati (hepatitis), asma, stroke, dan kanker. Flavonoid juga menghambat invasi tumor sehingga tumor tidak membesar dan tidak menjadi ganas yang menyebabkan kanker. Karena kandungannya yang banyak terdapat pada buah, sayur, dan teh, maka dapat dikatakan bahwa tidak sulit untuk melindungi diri dari penyakit berbahaya, seperti kanker. Perlindungan tersebut cukup mudah, yaitu dengan banyak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung serat alami pada buah, sayur-sayuran, dan teh.
Flavonoid merupakan zat antioksidan dari polifenol yang banyak terkandung dalam buah, sayuran, dan teh. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa flavonoid yang merupakan zat antioksidan juga dapat melindungi sel dari penuaan, menangkal radikal bebas, mencegah penyakit hati (hepatitis), asma, stroke, dan kanker. Flavonoid juga menghambat invasi tumor sehingga tumor tidak membesar dan tidak menjadi ganas yang menyebabkan kanker. Karena kandungannya yang banyak terdapat pada buah, sayur, dan teh, maka dapat dikatakan bahwa tidak sulit untuk melindungi diri dari penyakit berbahaya, seperti kanker. Perlindungan tersebut cukup mudah, yaitu dengan banyak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung serat alami pada buah, sayur-sayuran, dan teh.
Buah, sayuran, dan teh banyak
mengandung vitamin dan mineral yang sangat berguna sebagai antioksidan,
misalnya vitamin E dan vitamin C yang memang telah dikenal sebagai antioksidan
sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Sejauh yang masyarakat umum ketahui
bahwa kandungan pada buah, sayuran, dan teh adalah kandungan vitamin dan
mineralnya saja. Padahal di dalamnya terdapat kandungan flavonoid yang juga
merupakan antioksidan. Bahkan para peneliti menyebutkan bahwa flavonoid jauh
lebih baik dari pada antioksidan lainnya, seperti pada vitamin E dan vitamin C.
Hal ini membuktikan bahwa flavonoid sebagai antioksidan memiliki potensi yang
lebih tinggi sebagai obat antikanker dari pada vitamin dan mineral.
Makanan yang mengandung flavonoid
pada stroberi hijau, teh, kubis, apel, kacang-kacangan, dan bawang juga telah
dibuktikan oleh para peneliti bahwa makanan tersebut mengurangi risiko
mendapatkan kanker paru-paru. Hal ini menandakan bahwa untuk mencegah
terjadinya kanker sangat lah mudah asalkan kita sendiri ada kemauan dalam
menjaga kesehatan. Pepatah “Lebih baik mencegah dari pada mengobati” pun
menjadi amat tepat bila bicara soal kanker. Hal ini mengingat sulitnya
pengobatan dan minimnya kesembuhan apabila seseorang sudah terjangkit kanker.
2.3 Penyakit Kanker
Kanker merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak
terkendali. Drs. Wildan Yatim dalam bukunya Biologi (1996:100) menilai kanker
sebagai berikut:”Kanker mengandung sel-sel yang membelah terus secara cepat dan
tak terkontrol. Sel-selnya memilki sifat seperti sel muda yang aktif
bermitosis. Seperti sel-sel embrio, sel-sel kanker berinti besar, nukleus pun
besar, dan dalam plasma terdapat banyak butiran dan membran tipis. Sel kanker
bisa merusak sel-sel yang lain dan dapat pindah ke jaringan dan daerah lain”.
Sudah jelas bahwa sel-sel kanker
akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri,
selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar.
Penyebarannya bisa melalui jaringan ikat, darah, dan yang lebih berbahaya lagi
bahwa sel kanker dapat menyerang organ-organ penting dan saraf tulang belakang.
Dalam keadaan normal, sel membelah diri apabila ada penggantian sel-sel yang
telah mati dan rusak. Berbeda dengan sel kanker yang akan membelah terus
meskipun tubuh tidak memerlukannya sehingga akan terjadi penumpukan sel baru.
Sel baru ini lah yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan
merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya.
Kanker dapat tumbuh di berbagai
jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh mulai dari kaki sampai kepala.
Bila kanker tumbuh pada bagian permukaan tubuh, maka akan dengan mudah
diketahui oleh penderita. Akan tetapi, bila kanker tumbuh di dalam tubuh, maka
penyakit yang dianggap misterius tersebut akan sulit diketahui sebab
kadang-kadang tidak menunjukkan gejala apa pun, bahkan kanker tertentu baru
akan dapat diketahui setelah kanker tersebut sudah ada pada stadium akhir atau
lanjut, misalnya leukimia (kanker darah). Kalau pun timbul gejala, biasanya
gejala tersebut terasa pada saat stadium lanjut sehingga terkadang sudah
terlambat untuk diobati. Ini lah alasan utama mengapa kanker menjadi penyakit
yang harus sangat diwaspadai oleh seluruh masyarakat.
Ada beberapa jenis kanker yang
sering diderita oleh masyarakat pada umumnya, misalnya kanker payudara, kanker
leher rahim (serviks), dan kanker usus. Akan tetapi, di luar itu masih banyak
jenis kanker lainnya yang belum dikenal oleh masyarakat pada umumnya, contohnya
adalah limfoma, yaitu jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk
darah, misalnya jaringan limfa, limfa, berbagai kelenjar limfa, timus, dan
sumsum tulang. Selain itu, ada juga kanker darah (leukemia), yaitu jenis kanker
yang tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan mengganggu
fungsi sel darah normal. Ada pula sarkomaq, yaitu jenis kanker yang tumbuh pada
jaringan penunjang yang berada di permukaan tubuh seperti jaringan ikat,
termasuk sel-sel yang ditemukan pada otot dan tulang. Gliom yang merupakan
kanker pada susunan saraf, misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang) di sistem
saraf pusat.
Begitu banyak jenis kanker yang
dapat diderita oleh masyarakat sehingga masyarakat harus benar-benar bisa
menjaga diri dan mencegah timbulnya penyakit kanker tersebut. Mengingat risiko
yang akan dialami oleh penderita kanker sangat berat, maka perlu
dipertimbangkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kanker. Segala sesuatu
terjadi pasti ada penyebabnya, termasuk juga terjadinya kanker dalam tubuh
manusia. Banyaknya jenis kanker tersebut pasti lah disebabkan oleh faktor
penyebab yang berbeda-beda.
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat terjadi karena gabungan dari sekumpulan beberapa faktor. Akan tetapi, faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang biasanya diturunkan secara genetis dalam keluarga, misalnya kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit, dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara. Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor genetik menjadi faktor utama seseorang akan menderita kanker atau tidak.
Faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Contohnya adalah merokok yang dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker mulut, kanker laring (pita suara), dan kanker kandung kemih. Selain rokok, sinar ultraviolet dari matahari juga menjadi faktor yang menyebabkan kanker, khususnya kanker kulit. Radiasi ionisasi (merupakan karsinogenik) yang digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Contohnya adalah orang yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti leukimia.
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat terjadi karena gabungan dari sekumpulan beberapa faktor. Akan tetapi, faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang biasanya diturunkan secara genetis dalam keluarga, misalnya kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit, dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara. Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor genetik menjadi faktor utama seseorang akan menderita kanker atau tidak.
Faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Contohnya adalah merokok yang dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker mulut, kanker laring (pita suara), dan kanker kandung kemih. Selain rokok, sinar ultraviolet dari matahari juga menjadi faktor yang menyebabkan kanker, khususnya kanker kulit. Radiasi ionisasi (merupakan karsinogenik) yang digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Contohnya adalah orang yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti leukimia.
Jika dihubungkan dengan sejarah
lainnya, yaitu pada saat awal Revolusi Industri di Inggris. Saat itu, banyak
bermunculan tiang telepon baru di sisi-sisi jalan raya atau pun jalan biasa.
Kita ketahui bahwa orang Inggris pada saat itu masih mengandalkan kaki untuk
pergi ke suatu tempat melewati jalan yang dipenuhi jejeran tiang telepon tadi.
Hal yang paling mengejutkan adalah sejak saat itu orang yang lewat di daerah
jalan dengan tiang telepon tadi ternyata menderita kanker paru-paru. Setelah
diteliti ternyata aroma cat tiang telepon yang baru dicat lah yang menyebabkan
terjadinya kanker paru-paru. Sejak saat itu, diketahui bahwa aroma cat bersifat
karsinogenik yang dapat menyebabkan berbagai macam jenis kanker, terutama
kanker paru-paru. Oleh karena itu, kita disarankan untuk tidak berada dalam
ruangan yang baru saja dicat karena jika terlalu lama berada dalam ruangan
tersebut, maka akan mengganggu paru-paru kita. Hal ini menggambarkan bahwa
lingkungan sangat berpengaruh terhadap aktifnya sel kanker dalam tubuh.
Selain lingkungan, makanan yang kita
makan juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kanker, terutama kanker
pada saluran pencernaan sebab makanan yang dikonsumsi seseorang dapat
mempengaruhi pengaktifan sel kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis
makanan yang dapat menyebabkan kanker pada saluran pencernaan adalah makanan
yang diasap dan diasamkan. Makanan tersebut dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker lambung. Contoh lainnya adalah minuman yang mengandung
alkohol yang menyebabkan kanker kerongkongan. Bahkan zat pewarna makanan pun
dapat menjadi penyebab timbulnya kanker pada saluran pencernaan. Terdapat pula
penyebab kanker pada saluran pencernaan, yaitu logam berat seperti mercury yang
biasanya sering terdapat pada makanan laut yang tercemar, seperti kerang, ikan,
dan sebagainya. Selain itu, perlu diperhatikan oleh masyarakat adalah bahwa
berbagai makanan manis mengandung tepung yang diproses secara berlebihan juga
merupakan faktor penyebab aktifnya sel kanker dalam tubuh.
Setelah faktor genetik, faktor makanan
juga sangat potensial menimbulkan kanker sebab manusia tidak lepas dari
makanan. Sedangkan zaman globalisasi seperti sekarang ini menunjukkan betapa
banyaknya makanan sampah atau makanan yang tidak berguna bagi tubuh (junk food)
yang dijual di berbagai tempat. Contohya adalah makanan cepat saji, misalnya
mie instant yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat karena selain enak
dan mudah pembuatannya, mie instant juga dijual dengan harga yang relatif
murah. Padahal perlu masyarakat ketahui bahwa bumbu mie instant mengandung zat
yang mengaktifkan sel-sel kanker, yaitu pada bumbu siap masak yang apabila
dipanaskan akan bersifat karsinogenik yang sudah tentu dapat menyebabkan kanker
seperti makanan yang bersifat karsinogenik lainnya.
Virus juga menjadi faktor penyebab kanker. Virus yang dapat menyebabkan kanker antara lain virus Papilloma. Virus ini menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis). Selain itu, virus ini juga merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. Virus lainnya misalnya Sitomegalo yang menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh kulit berwarna merah). Masih banyak virus lainnya yang dapat menyebabkan kanker, misalnya virus Hepatitis B yang menyebabkan kanker hati, virus Epstein-Bar yang menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan, serta virus HIV yang menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.
Virus juga menjadi faktor penyebab kanker. Virus yang dapat menyebabkan kanker antara lain virus Papilloma. Virus ini menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis). Selain itu, virus ini juga merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. Virus lainnya misalnya Sitomegalo yang menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh kulit berwarna merah). Masih banyak virus lainnya yang dapat menyebabkan kanker, misalnya virus Hepatitis B yang menyebabkan kanker hati, virus Epstein-Bar yang menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan, serta virus HIV yang menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.
Infeksi dari bakteri parasit juga
dapat menyebabkan kanker. Contohnya adalah parasit Schistosoma yang dapat
menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung
kemih. Ada juga infeksi oleh bakteri Clonorchis yang menyebabkan kanker
pankreas dan kanker pada saluran empedu. Helicobacter pylori adalah suatu
bakteri yang dimungkinkan merupakan penyebab kanker lambung. Hal ini
menjelaskan pada manusia agar harus berhati-hati terhadap makhluk mikroskopis
berbahaya yang mungkin saja banyak terdapat di sekitar kita.
Namun, faktor yang sangat penting
adalah faktor internal, yaitu hormonal dan emosional. Contohnya adalah hormon
estrogen yang berfungsi merangsang pertumbuhan sel. Hal ini lah yang cenderung
mendorong terjadinya kanker. Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen
dan kekurangan progesteron akan menyebabkan meningkatnya risiko kanker
payudara, kanker leher rahim, kanker rahim, dan kanker prostat pada pria. Ada
pula faktor emosional, misalnya depresi yang berat dapat menyebabkan ganggguan
pada tubuh sebab keadaan tegang yang terjadi terus-menerus akan mengaktifkan
sel-sel secara berlebihan sehingga menyebabkan kanker.
Banyak cara pencegahan kanker yang
saat banyak diusahakan oleh manusia, baik dari segi makanan hingga internal
(hormonal dan emosional). Usaha pencegahan kanker tersebut misalnya dengan
mengurangi konsumsi terhadap bahan karsinogen dengan tidak merokok dan menghindari asap rokok ,
menghindari makanan yang berlemak tinggi, banyak mengonsumsi sayuran dan buah, rajin
berolahraga, mengusahakan berat badan yang ideal, dan hidup dengan pola yang
sehat. Pencegahan kanker juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan secara teratur
ke dokter ahli. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjangkitnya
kanker sehingga jika memang benar terjangkit kanker, di mana kanker belum
menyebar lebih jauh, kanker tersebut masih dapat diobati dan memberikan hasil
yang optimal.
Dengan karakter bangsa Indonesia
yang masih kurang menguasai ilmu pengetahuan, maka sosialisasi khusus mengenai
penyakit kanker sangat lah diperlukan terutama bagi masyarakat yang masih
sangat awam yang tinggal di kampung-kampung atau desa terpencil. Pencegahan
dengan sosialisasi ini tidak harus melalui badan atau program pemerintah,
tetapi masyarakat yang dinilai lebih mengerti mengenai penyakit ini pun
selayaknya berbagi informasi demi keselamatan masyarakat itu sendiri.
Pencegahan dengan cara ini sangat berperan penting dalam mengurangi penderita
kanker di Indonesia karena apabila mereka sudah mengerti akan bahaya penyakit
kanker, maka mereka pasti akan lebih waspada terhadap faktor-faktor yang
menyebabkan aktifnya sel kanker sehingga angka kematian yang disebabkan oleh penyakit
kanker dapat berkurang.
2.4 Marchantia sebagai Obat Alternatif Antikanker
Setelah mengetahui kandungan senyawa
aktif yang terdapat pada Marchantia, para peneliti sangat antusias untuk
meneliti lebih lanjut dalam pengolahan Marchantia menjadi obat alternatif
antikanker. Marchantia yang digunakan adalah jenis Marchantia nitida. Dengan
mengetahui apakah ekstrak eter dan ekstrak metanol pada Marchantia nitida
memiliki aktivitas antikanker terhadap sel mieloma mencit dengan metode viabilitas
sel dan untuk mengetahui harga LC50 dari masing-masing ekstrak. Bahan yang
digunakan adalah ekstrak eter dan ekstrak metanol dari Marchantia nitida. Untuk
mendapatkan bahan tersebut dilakukan ekstraksi bertingkat dengan menggunakan
pelarut eter dan metanol. Dengan demikian dapat diperoleh hasil ekstrak yang
sempurna.
Percobaan ekstrak metanol
menunjukkan aktivitas antikanker yang lebih besar daripada ekstrak eter. Oleh
karena itu, peneliti kini berusaha untuk melakukan isolasi dan identifikasi kandungan
ekstrak metanol Marchantia yang berpotensi sebagai antikanker dan juga
melakukan uji aktivitas antikanker dengan kultur sel kanker lainnya. Ekstrak
metanol dengan senyawa bioaktifnya, yaitu flavonoid yang dikandung oleh
Marchantia dapat menghambat tumbuhnya sel kanker. Sebagai antioksidan, senyawa
flavonoid dapat mencegah reaksi bergabungnya molekul karsinogen dengan DNA sel
sehingga mencegah kerusakan DNA sel. Di sini lah komponen bioaktif flavonoid
dapat mencegah terjadinya proses awal pembentukan sel kanker. Bahkan flavonoid
dapat merangsang proses perbaikan DNA sel yang telah termutasi sehingga sel
menjadi normal kembali. Selain itu, dapat mencegah pembentukan pembuluh darah
buatan sel kanker (proses angiogenesis) sehingga sel-sel kanker tidak dapat
tumbuh menjadi besar karena saluran untuk pertumbuhannya terhambat.
III.PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Marchantia merupakan salah satu dari jenis lumut atau tumbuhan bertalus yang dapat digunakan sebagai obat alternatif antikanker. Tumbuhan ini berwarna hijau gelap. Tubuhnya tersusun atas lobus-lobus, pipih, dan bercabang dikotomi. Lumut ini biasa ditemukan secara liar di tebing-tebing sungai, dinding sumur, rawa, dan bebatuan yang basah. Untuk membedakannya dengan jenis lumut lain, dapat melalui bentuk morfologinya yang khas. Di balik perangainya yang sederhana ini, ternyata menurut salah satu penelitian yang dilakukan di Jepang, Marchantia mengandung suatu zat bioaktif yang menunjukkan aktivitas sitotoksik (antikanker). Senyawa yang dimaksud adalah flavonoid, salah satu antioksidan yang terkandung dalam buah, sayuran, dan minuman tertentu, seperti teh. Senyawa ini dapat melindungi tubuh dari penuaan, menangkal radikal bebas, mencegah hepatitis, asma, stroke, dan kanker. Hal ini diketahui melalui proses ekstraksi. Marchantia diyakini memiliki aktivitas antikanker walaupun kadarnya masih lebih kecil daripada yang ditetapkan oleh NCI.
Penyakit kanker, belakangan menjadi masalah yang serius. Penyakit ini dapat menjadi salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi. Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkendali. Banyak sekali penyebab penyakit ini, misalnya dari faktor lingkungan seperti merokok, radiasi nuklir, makanan, infeksi dari bakteri parasit, faktor hormonal dan emosional, bahkan karena adanya radiasi sinar ultraviolet. Hal ini tidak dibarengi oleh adanya obat-obat antikanker yang alami dan bebas efek samping. Kerap kali efek samping dari obat-obat tersebut malah memperparah keadaan.Obat tradisional yaitu dari ekstrak Marchantia dianggap lebih aman daripada obat-obatan kimia tersebut dan setidaknya dapat megurangi efek samping yang merugikan bagi tubuh.
Marchantia merupakan salah satu dari jenis lumut atau tumbuhan bertalus yang dapat digunakan sebagai obat alternatif antikanker. Tumbuhan ini berwarna hijau gelap. Tubuhnya tersusun atas lobus-lobus, pipih, dan bercabang dikotomi. Lumut ini biasa ditemukan secara liar di tebing-tebing sungai, dinding sumur, rawa, dan bebatuan yang basah. Untuk membedakannya dengan jenis lumut lain, dapat melalui bentuk morfologinya yang khas. Di balik perangainya yang sederhana ini, ternyata menurut salah satu penelitian yang dilakukan di Jepang, Marchantia mengandung suatu zat bioaktif yang menunjukkan aktivitas sitotoksik (antikanker). Senyawa yang dimaksud adalah flavonoid, salah satu antioksidan yang terkandung dalam buah, sayuran, dan minuman tertentu, seperti teh. Senyawa ini dapat melindungi tubuh dari penuaan, menangkal radikal bebas, mencegah hepatitis, asma, stroke, dan kanker. Hal ini diketahui melalui proses ekstraksi. Marchantia diyakini memiliki aktivitas antikanker walaupun kadarnya masih lebih kecil daripada yang ditetapkan oleh NCI.
Penyakit kanker, belakangan menjadi masalah yang serius. Penyakit ini dapat menjadi salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi. Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkendali. Banyak sekali penyebab penyakit ini, misalnya dari faktor lingkungan seperti merokok, radiasi nuklir, makanan, infeksi dari bakteri parasit, faktor hormonal dan emosional, bahkan karena adanya radiasi sinar ultraviolet. Hal ini tidak dibarengi oleh adanya obat-obat antikanker yang alami dan bebas efek samping. Kerap kali efek samping dari obat-obat tersebut malah memperparah keadaan.Obat tradisional yaitu dari ekstrak Marchantia dianggap lebih aman daripada obat-obatan kimia tersebut dan setidaknya dapat megurangi efek samping yang merugikan bagi tubuh.
3.2Saran
Dengan ditemukannya penelitian ini, setidaknya kita dapat sedikit bernafas lega. Akan tetapi, masih banyak kendala dalam mengembangkan obat alternatif antikanker ini. Di antaranya penelitian belum dilakukan secara merata di seluruh belahan dunia. Hal ini bisa juga berkaitan dengan persebaran lumut Marchantia yang memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk dapat tumbuh optimal. Kendala dapat juga disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan dari masyarakat Indonesia pada khususnya sehingga mereka belum dapat memanfaatkan tumbuhan yang kerap mereka jumpai di lingkungan sekitar. Untuk itu, diperlukan upaya sosialisasi mengenai hal ini agar pengetahuan masyarakat tumbuh seiring dengan semakin berkembangannya penelitian-penelitian dari pakar kesehatan dan farmasi. Tentunya harapan akan kesembuhan dari kanker dapat terbuka lebar seiring dengan perkembangan penelitian tersebut.
Dengan ditemukannya penelitian ini, setidaknya kita dapat sedikit bernafas lega. Akan tetapi, masih banyak kendala dalam mengembangkan obat alternatif antikanker ini. Di antaranya penelitian belum dilakukan secara merata di seluruh belahan dunia. Hal ini bisa juga berkaitan dengan persebaran lumut Marchantia yang memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk dapat tumbuh optimal. Kendala dapat juga disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan dari masyarakat Indonesia pada khususnya sehingga mereka belum dapat memanfaatkan tumbuhan yang kerap mereka jumpai di lingkungan sekitar. Untuk itu, diperlukan upaya sosialisasi mengenai hal ini agar pengetahuan masyarakat tumbuh seiring dengan semakin berkembangannya penelitian-penelitian dari pakar kesehatan dan farmasi. Tentunya harapan akan kesembuhan dari kanker dapat terbuka lebar seiring dengan perkembangan penelitian tersebut.
Masyarakat sendiri juga harus
memiliki kesadaran yang tinggi mengenai bahaya penyakit kanker dan bagaimana
mencegahnya. Mereka diharapkan untuk mengerti tentang hal-hal yang menyebabkan
timbulnya penyakit ganas tersebut. sebisa mungkin menghindari polusi udara,
air, dan makanan di mana pun kita berada, baik di rumah, lingkungan sekitar,
maupun di kantor. Kebersihan rumah dan lingkungan juga perlu dijaga untuk
mencegah infeksi. Hal penting lainnya adalah memperbaiki pola konsumsi makanan
sehari-hari agar semua zat gizi yang diperlukan tersedia dalam tubuh setiap
saat secara cukup, tidak kurang, dan tidak lebih.
DAFTARPUSTAKA
Pratiwi, D.A., dkk. 2004. Buku Penuntun Biologi.
Jakarta: Erlangga.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Malang:
Erlangga.
Yatim, Wildan. 1996. Biologi. Bandung: Tarsito.
Kirara. 2009. Bebas Kanker? Kuncinya Buah dan Sayur,
(Online),
(http://99-health.blogspot.com/2009/03/bebas-kanker-kuncinya-konsumsi-buah-dan.html,
diakses 12 April 2010).
Wilantara, Dedi. 2009. Mencegah Pertumbuhan Sel Kanker
Payudara dan Rahim, (Online), (http://wilantara.com/kesehatan/34-mencegah-pertumbuhan-sel-kanker-payudara-dan-rahim.html,
diakses 12 April 2010).
0 komentar:
Posting Komentar